Wednesday, July 15, 2009

Buku ku, checked. Dua kali. Mengapa?


Sejak kejadian 9/11, sudah sewajarnya jika pengamanan di seluruh Bandar Udara, berstatus internasional maupun tidak, diperketat.

Pemeriksaan memang musti dilakukan berlapis, untuk menghindari masuknya barang-barang berbahaya dan atau tidak dikehendaki di dalam kabin pesawat terbang. Meskipun misalnya jadi terbentuk antrian di saat-saat sibuk (terutama peak season saat musim liburan sekolah), itu adalah resiko yang memang harus diambil.

Aku pun tidak akan mengeluhkannya, karena, siapapun pasti lebih memilih terbang nyaman dan aman, daripada terjadi kejutan-kejutan saat pesawat yang dinaiki sedang terbang tinggi di udara. Jadi buatku biasa saja kalau misalnya harus melewati body scanner atau metal detector sampai lebih dari satu kali.

Yang membuatku sedikit bingung adalah ketika minggu lalu, ketika hendak terbang ke Bandara Ngurah Rai, Denpasar, dari Soekarno-Hatta, ada dua orang petugas yang secara khusus meminta novel “The Mysteries of Pittsburgh” yang kutenteng. Mereka berdua, meskipun melakukannya secara terpisah, membolak-balikkan halaman demi halaman novel tersebut. Skimming and leafing through the pages.

Entah apa yang mereka cari, karena ketika kutanyakan, mereka tidak memberikan jawaban yang jelas. “Prosedur rutin, Pak,” katanya. Karena memang pada dasarnya aku malas bertanya lebih panjang kali lebar, ya sudah, kuambil kembali novel yang diangsurkan ke arahku tersebut, mengambil tas cangklong-ku dari roda berjalan mesin pemindai, dan melangkah menuju ruang tunggu.

Kira-kira ada yang bisa memberi jawaban tidak ya, mengapa buku yang dipegang ketika melewati metal detector sampai diperiksa isinya dua kali, sedangkan kalau dimasukkan ke dalam tas, tidak akan diperiksa semendetail itu? Bingung.

No comments: