Friday, April 3, 2009

Sebelum Sekarang



I get bored quite easily.

Hal ini sudah kusadari sejak empat hingga lima tahun belakangan ini. Itulah sebabnya mengapa sepertinya berganti pekerjaan tiga kali dalam kurun waktu tiga tahun tidaklah menjadi suatu hal yang terlalu membuatku pusing kepala. Kecuali tentu saja, saat-saat tidak ada uang karena tidak punya pemasukan rutin dan stabil. Tapi itu adalah cerita lain.

Kalau mencoba melihat-lihat ke belakang, dalam kurun waktu empat hingga lima tahun ini pun, baru sekarang ini tercipta stabilitas dalam hubunganku.
Eh, hubungan apa dulu nih?
Itu lho, yang kalau dalam situs pergaulan statusnya mestilah dicantumkan, dengan pilihan beragam, mulai dari Single hingga Married atau Open Relationship. Jadi judulnya aku sekarang sudah In a Relationship.
(Hore! Sebentar lagi anniversary pertama lho!)
Boleh saja empat hingga lima tahun lalu aku berganti pasangan setiap melewatkan Ramadhan. Tapi bagaimana dengan sekarang? Time to move on, dude, pindah sajalah ke ’jalur lambat’.

Ya iyalah. Meskipun terkadang masih terngiang ucapan Marcella Zalianty dalam salah satu sinetronnya yang tayang 3 tahunan lalu, ”Cowok setia itu membosankan!”, tapi kalau mau jadi lelaki dewasa dan bertanggung-jawab, pilihannya hanya ada satu dan memang cuma yang satu itu saja: setia!

Sebagaimana yang tersurat dalam lirik puitis sebuah lagu dangdut (Meggy Z., wasn’t it?), “Semut pun kan marah jika diperlakukan begitu” (baca: dikhianati), apalagi seorang manusia ! (untuk lebih spesifik lagi, ego seorang lelaki) Makanya kuputuskan dengan tekad bulat, untuk yang kali ini, aku harus bisa setia.
Sudah cukup lah rasanya merasakan apa itu yang namanya pilihan alternatif (baik menjadikan maupun dijadikan). Saat usia sudah mendekati senja kala dua warsa, tentu saatnya telah tiba untuk menentukan sikap.

Oh, no. Wait a minute.
”It’s Complicated”, katamu? Hah, that was so 2005 ! Masa jaya-jayanya Friendster tuh. Dan maaf saja bung, era itu telah berlalu. Biar saja status tak jelas seperti itu jadi mainan mereka yang usianya lebih muda, ... yNg mSTi bLJr NuliS bNr dL bRu nGmNg sX.

Berbicara soal belajar menulis dengan benar (yap! Itulah maksud sepotong kalimat sandi di atas itu), sekitar empat tahunan lalu aku masih sangat bersemangat untuk meluapkan segala macam campur-adukan bleh ide dan pemikiran yang menumpuk membentuk isi kepala ini untuk menjadi deretan kalimat bermakna. Sampai sempat berniat belajar khusus dengan menodong seorang teman untuk membantu membuatkan dan mengajarkan caranya menulis blog.
Eh, ketika si teman tersebut sekitar satu setengah tahun silam sudah berhasil menelurkan – atau karena dia seorang perempuan, apakah lebih pantas disebut memberanakkan ? tapi ini bukan untuk diperdebatkan – sebuah buku yang sebenarnya adalah kompilasi dari beberapa entry yang dianggap paling ciamik dari blog-nya, aku justru malah merasa mandeg dan bosaaaaann dengan blog kupu-kupu ku ini.
Kalau diandaikan, bisa jadi tiga tahun lalu aku masih merasakan romantisme d’amor sampai termehe’-mehe’ dicampur semangat membara layaknya seorang pejuang kemerdekaan dalam tekad dan niat untuk terus senantiasa memperbarui konten blog, ...

Tapi kalau sekarang?

Jawabannya sebenarnya mudah banget.
Kan sudah diberikan di awal tulisan ini.
Coba di scroll lagi back to the top. Atau pencet tombol Page Up.

Get it ? ;-))

No comments: