Tuesday, April 14, 2009

Antara Tidur Siang dan Pakai Kemeja Batik


Mengapa sih rasa kantuk itu diciptakan ?
Berhubung tidak ada Galileo maupun Newton apalagi Dr. Oz buat ditanya, jadi terpaksa mencari jawaban sendiri deh. Untung masa kini ada Google buat menemukan solusi atas mayoritas pertanyaan.

Katanya sih, kantuk dan diikuti aktivitas tidur itu sebagai mekanisme tubuh untuk shutting down semua kerja otot – kecuali jantung tentu saja, karena kalau begitu jadinya bakalan is dead – serta untuk memulihkan energi. Selain itu, bisa juga dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh untuk meregenerasi diri.
Terkadang, membaca jawaban khususnya yang terakhir, yang terbayangkan olehku adalah sel-sel kulit mengelupas luruh jatuh ke atas seprai kasur, dan akibatnya setiap bangun pagi jadi harus sibuk bersih-bersih deh. Konyol juga imajinasi semacam itu. Memangnya ular yang kerap berganti kulit?

Jadi sebenarnya hendak bercerita, kalau tadi pagi aku baru mulai sesi pertama di gym dengan personal trainer.

Cieee. Serasa keren banget ga sih, pake PT segala. Jadi teringat Madonna yang umurnya sudah tidak belia lagi tapi bodinya masih aja yahud, nyaris tanpa lemak. Melihat tubuhnya di cover Vanity Fair beberapa bulan lalu emang bikin hati ini terluka. Lebay sih, sebenarnya maksudku merasa tersindir saja.

Jadi ceritanya pakai jasa si Personal Trainer ini menjadi pilihan terpenting bulan ini, mengingat lemak perutku udah bleber kemana-mana. No longer cute love handles. Dan khawatirnya kalau sok-sokan mau coba-coba bakar lemak sendiri, bisa jadi ga fokus karena memang ga tau caranya dan tidak punya ilmunya.

Yang kemudian terjadi, sesi pertama bersama si PT sukses bikin banjir keringat, which is good, dan bikin seluruh tumpukan lemak di tubuh ini jadi gemebyar, mirip gerakan umbul-umbul yang ditiup angin. Kalau kurang bisa divisualisasikan, coba aja dibantu dengan lirik lagu ”Rayuan Pulau Kelapa”.

Anyway, setelah pagi-pagi dibolak-balik hingga gemetaran sekujur badan sama itu PT, sampai sesak napas plus keringat dingin bikin aku lagi-lagi cemas terkena serangan jantung (huah!), lantas melewatkan waktu hampir 10 menit di dalam steam room sangat membantu relaksasi otot-otot yang tadinya sempat kaku.

Apalagi, tadi hanya bersendirian di dalam ruangan penuh uap pekat itu. Senangnya! Meskipun ga berani jauh-jauh dari pintu, takut mendadak ada kenapa-kenapa dengan jantung ini yang mendadak mencurigakan kondisinya, jadi biar bisa langsung keluar dari dalam ruangan bertekanan tinggi. *terasa lebay.

Nah, awalnya aku masih saja bersemangat, tiba-tiba siang ini di kantor saat semua orang lagi dibuat sibuk karena ada proses pitching dengan sebuah institusi keuangan plat merah, rasa kantuk luar biasa menghadang menerjang.

Jangankan buat diajak berpikir, untuk sekedar buka mata saja rasanya tak sanggup. Akhirnya setelah segala daya gagal untuk mempertahankan kesadaran, aku pun memilih pulas sejenak di atas sofa. Tapi kendalanya, ya itu tadi, orang-orang lagi pada sibuk mengerjakan pitching, yang ada beberapa kali aku terbangun akibat bunyi pesawat telepon yang bolak-balik berbunyi kencang. Masih ditingkahi oleh suara telepon genggam entah siapa. Berisik!

Pengen murka rasanya karena istirahat siangku diganggu, tapi tak pada tempatnya juga sih. Secara ini di kantor. Dan jam kerja pula. Tidak ada alasan apapun yang bisa menjustifikasi tidur siangku ini.

Kalau di kantor lama sih, bahkan ketiduran di kantor saat jam sudah lewat pukul delapan malam saja masih dijadikan masalah sama supervisor. Alasannya, kantor buat bekerja! Bukan untuk tidur!

Dikira orang robot apa ya? Masa sudahlah masuknya jam delapan pagi dan langsung sibuk, duabelas jam kemudian istirahat sebentar masih tidak boleh? Sudah gila. Untung saja jaman-jaman jahiliyah itu sudah kulalui dengan selamat. Meskipun sempat sakit-sakitan sebentar, tapi untungnya tidak sampai harus rawat inap seperti beberapa orang teman.

Ngomong-ngomong soal inap menginap, sepertinya ada yang berjanji mau menginap in my crib deh weekend ini. Saat janji tersebut dikemukakan, sempat merasakan happy sejenak sih. Sudah kebayang aktivitas seru apa saja yang akan dilakukan. *smirking*.

Lalu saat membuka e-mail, cengiran itu menghilang, terhapus dari wajah. Ya ampun, Sabtu ini kan ada resepsi nikah salah satu sahabat di masa kuliah dulu? Lokasinya relatif dekat pula, hanya limabelas menit dengan taksi. Tampaknya tidak ada alasan sahih apapun yang akan diterima kalau sampai tidak memunculkan batang hidung di sana.

Kalau begitu, nanti sore sepulang dari kantor, harus segera mengeluarkan baju batik kerah Nehru – yang kubeli dua tahun lalu dari Yogyakarta tapi baru dipakai sekali doang itu – dari dalam lemari untuk diangin-anginkan. Mudah-mudahan tidak kusut tertimpa baju yang lain, dan tidak sampai apek karena dikeluarkan dari dalam lemari hanya sekali setahun.

Ajak si Dia buat menemaniku menghadiri resepsi, tidak ya?

Soalnya, Dia kan sudah berulang-kali mengungkapkan keinginannya untuk melihat aku mengenakan baju batik dan tampil dengan gaya tradisional khas Indonesia. Aku rasa, Dia sih pasti tidak akan menolak. Dan toh, aku juga pasti akan senang didampingi. Asyik !

No comments: