Thursday, August 27, 2009

Karena Tidak Semua Hal ...


Petang ini, Dia berangkat ke Singapura bersama sahabatnya, J.

Rencananya, mereka akan menghadiri reuni sekolah menengah atas, untuk merayakan satu dekade kelulusan. Beberapa sahabat Indonesianya yang lain sudah sejak beberapa hari – bahkan minggu – lalu berada di sana.

Sekitar satu jam lalu aku sempat menelpon Dia, yang ternyata masih berada di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta. Tampaknya penerbangannya di-delay, karena sepuluh menit sebelum jadwal keberangkatan, para penumpang masih belum diminta untuk boarding. Dia sedikit kesal, karena belum sempat makan malam dan sepertinya mulai merasakan lapar. Ketika kutanya mengapa Dia tidak makan terlebih dahulu tadi, jawabnya karena Dia sudah berjanji untuk makan malam bersama para sahabat setibanya di Singapura. Hhmm, meskipun sedikit kesal-kesal tak jelas, namun aku tak berkomentar lebih jauh.

Di tengah-tengah perbincangan yang kurang beresensi untuk mengisi waktu sebelum Dia boarding, kembali diutarakannya pertanyaan itu: oleh-oleh apa yang kuinginkan dari sana. Secara sembarangan kujawab saja, minuman keras! Dia langsung menggerutu dan menolak membawakan barang itu. Kukatakan padanya, tak perlu membawakanku buku apapun dari Borders, karena aku masih punya stok buku bacaan untuk dua tahun kedepan! Lalu Dia menawarkan coklat, tapi kutolak. Tetap kuminta: minuman keras! Namun sebenarnya, ini betul-betul permintaan sembarangan. Apabila Dia tak memenuhinya pun, tak apa.

Karena jika Dia pulang dengan selamat ke tanah air hari Senin depan dan bertemu lagi denganku lantas kami bisa kembali berpelukan erat, aku sudah sangat senang dan bersyukur. Karena aku masih percaya, tidak semua hal bisa diukur dengan kepemilikan materi.

No comments: