Showing posts with label apartment. Show all posts
Showing posts with label apartment. Show all posts

Wednesday, March 4, 2009

“The First Outfit I Tried on Today”


johncmayer Why not wear the first outfit you try on today?
about 2 hours ago from TwitterBerry


Well, it is so true. John has a point there.
(ciee … sok akrab bener manggilnya with his first name)

Terkadang rasanya memang teramat sukar untuk menemukan outfit yang pas untuk dipakai keluar rumah, yang cocok dengan occasion dan kondisi cuaca saat itu.

Pernah suatu ketika, saat kukira di kantor hari itu tidak ada skedul bertatap muka dengan klien jadinya iseng pakai t-shirt belel, celana cargo sedikit di bawah lutut dan flip-flop kumal ke kantor, ternyata salah satu calon klien baru minta bertemu sore harinya. Terpaksa balik to my crib hanya untuk berganti pakaian yang lebih pantas dan tentunya, representatif.

Di kesempatan lain, saat akan menghadiri party di club milik salah seorang sahabat, hampir setengah jam habis kupergunakan untuk membongkar isi lemari hanya untuk menemukan outift yang terlihat pantas rapi dan keren tanpa terlalu menonjolkan ‘kemajuan’ my belly (ha!ha!).
Dan di tengah kesibukan yang diliputi kebingungan itu, si Dia hanya tertawa saja karena menganggap I looked so cute in the middle of my confusion. (Emangnya dahi berkerenyit dan bibir manyun gitu lucu ya?)
Hah! Tentunya aku harus bisa mengimbanginya malam itu agar si Dia tidak terlihat over-dress sementara pacarnya ini sendiri tampak under-dress (meski tentunya, bukan hanya memakai ‘under-garment’ doang !) di tengah party yang dihadiri upper-class people itu.

Pernah kubaca saran bagus dari salah seorang pengamat mode yang mengatakan, “it’s better to look over-dress than under-dress”.
Tapi kalau kemudian munculnya malah seperti seorang pria di butik (x).s.m.l. yang kulihat beberapa bulan lalu – dia memakai trucker cap Guess?, kaos berkerah Burberry, celana jins Versace, belt DSquared, dan sepatu Gucci – kurasa jatuhnya malah jadi sama sekali tidak berselera dan jauh dari keren.
Help! I just saw a walking mannequin!
Kira-kira apa yang ada di dalam benak lelaki itu sebelum dia keluar dari dalam kamarnya hari itu?
“Wow, I looked so phat!”
Prolly that was it.

Jadi teringat pacarnya William yang berprofesi sebagai penyanyi latar itu. Dia paling sering menolak keluar dari apartemen William kalau tidak tampil lengkap.
Versi lengkapnya adalah: rambut ditata spikey dengan gel, cincin dan kalung bling-bling, belt dengan gesper besar, dan sepatu yang bersih cenderung mengkilap.
Padahal, William hanya mau mengajak orang itu makan malam di area food court di kompleks apartemen tersebut.
Alasan pacarnya William adalah (dan ini sumpah bikin ketawa terbahak-bahak), “Aku kan kerjanya di entertain. Kalau nanti ada yang ngeliat aku lagi biasa banget kaya kamu, apa kata mereka?”
I bet he thinks Paris Hilton thinks the same about herself, always put in mind what others may say as her first and utmost concern before deciding what to wear before going out to those trendy-cool-and-hip parties.

Ketika salah seorang teman memberikan questioner profile untuk diisi, dan salah satu pertanyaan dalam questioner itu adalah “How do you define your fashion-style?”, dengan penuh percaya diri aku mencontreng pilihan “preppy-look”.
Menurut penilaianku sendiri, penampilan seperti anak sekolah baik kalem dan polos begitu paling pantas untuk ‘menipu’ orang-orang dengan harapan bisa menyamarkan keculasan hatiku. Ha!Ha!

Dan meskipun hari ini aku tidak terlihat sesuai dengan pilihan style ideal ku yang preppy-look itu, tapi dengan mengenakan kaus berkerah warna marun cream-colored chino sepatu mokasin coklat serta tas selempang biru tua sebagai outfit ke kantor hari ini, aku benar-benar memakai “the first outfit I tried on today”. Just like what John suggested some couple of hours ago.




Monday, October 20, 2008

Yang Muda Gemar Bercerita


Setiap kali hasratku memuncak dan membuatku ingin berkencan dengannya, terpaksalah aku harus bersabar menunggu hingga tibanya akhir pekan. Rumah pribadinya yang bergaya etnik kontemporer minimalis (butuh imajinasi berdaya luas untuk bisa membayangkannya hanya dengan deskripsi sesingat ini) berada di luar kota, dan di kota ini ia tinggal di apartemen yang disewakan oleh kantornya. Satu unit beraksen modern minimalis itu ditinggali berdua dengan seorang kolega. “Tak enak kalau bersamamu di apartemen, tak bisa bebas,” itu selalu alasan yang dikemukakannya. Barangkali yang dimaksudkannya dengan bebas adalah ketika berbusana menjadi satu hal opsional. Di rumah pribadinya yang sebenarnya hanyalah berjarak dua setengah jam perjalanan dengan kondisi lalu lintas normal dari pusat kota, tersedia halaman luas dan banyak ditumbuhi oleh semak rerimbunan dan pepohonan berdaun lebat. Merangsang imajinasi kami untuk berfantasi sebagai manusia rimba yang hidup begitu bersahabat dengan alam. Sungguh menciptakan sensasi gairah penuh sensualitas, meskipun selama melakukannya kami harus tetap waspada penuh pada kemungkinan mendapatkan gangguan dari reptilia maupun serangga. Untung saja selama ini tak pernah ada peristiwa buruk terjadi selama kami mencoba melakukannya.

Namun tentu saja, ada satu hal yang sungguh masih sukar untuk kupahami, adalah kenapa kali ini di sini dengan mudahnya aku bercerita.