Monday, October 20, 2008

Yang Muda Gemar Bercerita


Setiap kali hasratku memuncak dan membuatku ingin berkencan dengannya, terpaksalah aku harus bersabar menunggu hingga tibanya akhir pekan. Rumah pribadinya yang bergaya etnik kontemporer minimalis (butuh imajinasi berdaya luas untuk bisa membayangkannya hanya dengan deskripsi sesingat ini) berada di luar kota, dan di kota ini ia tinggal di apartemen yang disewakan oleh kantornya. Satu unit beraksen modern minimalis itu ditinggali berdua dengan seorang kolega. “Tak enak kalau bersamamu di apartemen, tak bisa bebas,” itu selalu alasan yang dikemukakannya. Barangkali yang dimaksudkannya dengan bebas adalah ketika berbusana menjadi satu hal opsional. Di rumah pribadinya yang sebenarnya hanyalah berjarak dua setengah jam perjalanan dengan kondisi lalu lintas normal dari pusat kota, tersedia halaman luas dan banyak ditumbuhi oleh semak rerimbunan dan pepohonan berdaun lebat. Merangsang imajinasi kami untuk berfantasi sebagai manusia rimba yang hidup begitu bersahabat dengan alam. Sungguh menciptakan sensasi gairah penuh sensualitas, meskipun selama melakukannya kami harus tetap waspada penuh pada kemungkinan mendapatkan gangguan dari reptilia maupun serangga. Untung saja selama ini tak pernah ada peristiwa buruk terjadi selama kami mencoba melakukannya.

Namun tentu saja, ada satu hal yang sungguh masih sukar untuk kupahami, adalah kenapa kali ini di sini dengan mudahnya aku bercerita.

No comments: