Wednesday, October 29, 2008

Bermain Sabun



Selama ini, bisa dikatakan aku memiliki sistem pencernaan yang lancar jaya.
Syukurlah.
Itu berarti, pengeluaran nyaris tidak pernah mampet. Tiap pagi pasti ada setoran.

Tidak perlu sampai menderita seperti seorang rekan di kantor yang terkadang sampai semingguan tidak bisa menjalankan aktivitas yang seharusnya rutin dilakukan setiap hari itu. Malah satu dua kali kejadian dalam dua tiga tahun belakangan ini, saking lamanya dia tidak melakukan ritual harian itu dan karena perutnya semakin membuncit – konsekuensi akibat absennya pengeluaran limbah dalam massa relatif berat, rekan sekantor ini berimajinasi bahwa dirinya sedang hamil lagi, lantas membeli test pack untuk dicobakan atas dirinya. Terasa lucu untuk ditertawakan, sekaligus sedikit ironis karena itu justru merupakan tanda-tanda ketidaksehatan tubuh yang perlu diwaspadai. Bukan begitu, teman-teman?

Kembali lagi pada kondisi diriku. Terkadang kalau tingkat konsumsiku sedang tinggi-tingginya dan volume makananku lagi banyak-banyaknya, seperti kemarin (mengkonsumsi menu berikut: roti kismis Sari Roti empat iris, coklat panas Frisian Flag satu mug, biskuit coklat Ceres sebungkus, raisin oatmeal-nya Famous Amos hampir seratus gram, paket satu nasi dan satu ayam dari McDonald, sepincuk nasi bogana yang enak banget dari Mawar Merah Katering, dan ditutup dengan sepiring bakmi spesial Toko Tiga Jl. Wahid Hasyim plus jeruk panas yang asem-asem segar), tidaklah mengeherankan kalau volume eksresi pagi ini jadi banyak banget.

Namun tak jarang, dalam cukup seringkali kejadian, pengeluaran begitu lancar bisa sampai dua-tiga kali sehari !
Itulah sebabnya sekarang di mejaku di kantor sudah selalu tersedia sabun cair Lifebuoy Deep Clean warna tutup botol hijau pupus dan sekotak tissue Paseo. Kemarin dulu sih belinya Lifebuoy yang warna koneng menjurus oranye gonjreng gitu, jenis aromanya apa ya itu? Lupa euy. Anyway, karena pengen pakai yang wewangiannya lebih lembut daripada itu, jadilah kuganti pakai versi Deep Clean.

Pertama dua kali pakai, ga ada masalah, biasa-biasa aja. Selanjutnya, baru mulai sadar kalau sabun cair ini malah membuat kulit tangan terasa kering dan kasar. Agak mengganggu, karena jari-jemariku sudah terbiasa terasa lembut sehingga bisa berkonsentrasi dalam mengetuk-ngetukkan jari di tuts kibord PC ini dengan lancar.

Belum lagi, warna dan tingkat kekentalan solusi ini tidak setebal dan sekaya rekannya si sabun cair Lifebuoy koneng menjurus oranye menyala, membuat imajinasiku cenderung terbang membubung tinggi melayang setiap kali mempergunakannya. Bisa jadi memang pikiranku saja yang terlalu rajin berotasi di seputar selangkangan, tapi melihat cairan sabun itu meluncur di tangan dengan sedikit tersendat, entah mengapa aku berpikir rasanya seperti habis masturbasi, dan yang sedang melekat di tanganku ...
Kalimat selanjutnya silahkan diteruskan sendiri, pastinya mulai kebayang apa maksudku, ya kan?

Memilih sabun mandi memang gampang-gampang susah.
Jadi teringat pada salah satu kerabat yang waktu masih kecil kukunjungi, dan bikin rada shock (berlebihan ga sih kalau anak kecil dikatakan bisa shock?) karena mereka sekeluarga mandi dengan memakai Sabun Cap Tangan. Padahal di rumah, sabun itu biasa kami pakai untuk memandikan anjing kalau barusan berkotor-kotoran di lumpur.
Dulu banget kami sekeluarga memakai Palmolive, terus waktu di grocery store entah mengapa sabun itu berhenti pasokannya, lantas kami beralih memakai Lux. Waktu itu bintang iklannya masih Ida Iasha. Terasa jaman dulu banget, ya’?
Lompat sekian puluh tahun kemudian ke masa sekarang, biasanya aku pakai Dettol. Entah benar-benar bisa membasmi kuman, entah tidak. Yah, terpaksa percaya saja apa kata iklannya. Selama ga bikin kulit terasa kering dan kalau digaruk jadi putih-putih seakan bersisik (hiiiii ... !!), berarti ga ada masalah dengan merk sabun mandi tersebut.

Ngomong-ngomong soal mandi dan sabunnya, jadi pengen berendam air hangat di bath-tub nih. Rasanya enak, buat mengatasi pegal-pegal sehabis kemarin wiken seharian mallhopping di seputaran Jakarta Selatan. Tapi sayangnya, sedang tidak ada si Dia yang pasti rela dan mau menggosokkan punggungku saat mandi.

Kapan ya Dia balik dari liburannya di Eropa?
Kangen nih.





No comments: