Friday, March 20, 2009

Pizza a la Zanzibar


Lagi pengen berbagi cerita iseng di hari Jumat pagi. Berhubung sudah weekend, jadi topiknya yang ringan dan santai aja, seperti nyiur melambai di tepi pantai. Ssaaahhh ...

Kebetulan (again?) tadi sempat menonton program jalan-jalan wisata yang diproduksi oleh sebuah stasiun televisi Inggris. Sepertinya seru sekali. Ceritanya si host yang adalah seorang laki-laki yang tampaknya in his early thirties (and yes, he has English teeth) sedang berkunjung ke benua Afrika.

Diperlihatkan kepada para pemirsa, bahwa si host sedang berada di Zanzibar, dan mengunjungi sebuah pasar tradisional yang katanya khas sana. Waktu kuamati, malah yang kepikiran, kok mirip banget dengan pasar-pasar tradisional nan becek berlumpur dan bau di negara kita ya?

Sambil menatap ke kamera dan nyengir tersungging, si host mengajak para pemirsa, ”Ayo kita makan Pizza Zanzibar!”
Lalu diperlihatkan tayangan close up bagaimana cara mengolah bahan-bahan dan memasaknya menjadi Pizza Zanzibar. Lapisan semacam ’kulit’ seperti pangsit besar dikembangkan melebar lantas digoreng di alas penggorengan rata dengan minyak panas. Di atasnya, dicampur segala macam bahan dan bumbu untuk menyedapkan rasa, lalu ’kulit’ tersebut dilipat sambil terus digoreng.
Aku sempat penasaran melihat proses memasaknya, karena terlihat cukup familiar. ”Kayanya aku bisa kebayang deh bentuk jadinya,” demikian batinku saat itu.

Setelah matang, si host langsung memakan pizza yang dihidangkan di atas piring plastik murahan dengan mempergunakan tangan, tanpa sendok garpu.
”How barbaric!” demikian komentar terlontar bagi mereka yang makan dengan cara tersebut, demikian menurut cerita-cerita dari Inggris Raya era Perang Dunia II karya Enid Blyton.

Yang membuat aku tertawa terbahak-bahak, adalah melihat ekspresi ”maknyus” dan ”ajib” yang terlihat di wajah si host.
Karena ternyata, yang disebutnya Pizza Zanzibar itu ternyata sama persis dengan martabak telor di Indonesia. Ha! Ha! Ha!

Jadi teringat ’kasus’ Indomie yang jadi makanan pokok aseli Nigeria.


No comments: