Tuesday, August 5, 2008

Like a Lion Sleeping


“Seekor Singa Masai tidur hingga 20 jam sehari setelah makan. Begitu juga dengan manusia bila kekenyangan ...”

Inilah klaim yang diajukan gerai penjual makanan cepat saji, McDonald’s, ketika menawarkan menu terbarunya, Gourmet Wrap. Iklannya yang seringkali ditayangkan di berbagai saluran televisi memperlihatkan imej seekor singa jantan – yang entah benar dari spesies Masai-mara atau bukan – sedang berbaring telentang dengan mata setengah terpejam dan ekspresinya seperti sangat menikmati hidup (mirip kucing yang kekenyangan lalu digaruk-garuk perutnya sampai mengeluarkan bunyi dengkuran). Seakan si singa jantan hendak menegaskan pernyataan: ”If you know how, you can always live your life to the fullest!”

Quite a catchy McDonald’s ad, at least for me, because this one is way funnier than the usual ones featuring Ronald McDonald and his peers. But then I found out that not only me, but that masai-mara lion ad also attracted the attention of R.
R told me once, that he has such a peculiar diet. Entah bagaimana caranya, R bisa bertahan hidup dan beraktivitas seharian dengan hanya mengkonsumsi quacker oats dicampur potongan stroberi dan susu skim untuk sarapan pagi, lalu dia makan siang hanya kalau sempat. Atau terkadang menu sarapan paginya itu dikombinasikan dengan energen rasa coklat.
Padahal R kan bekerja di lapangan – and when I say field, I mean it literally, as in dirt road and in the middle of thick jungle – dengan kondisi lingkungan yang cukup keras, yang jelas membutuhkan asupan kalori kelas berat (istilahnya: porsi kuli).

I tried that kind of diet once, and it surely brought me to the brink of starvation. Hahaha … Itulah sebabnya setiap kali R told me that he had quaker oats for breakfast, I was always worried. Cemas kalau-kalau kebutuhan kalorinya tidak bisa tercukupi, mengingat tanggungjawab profesinya yang sedemikian berat.

“You should eat more,” that was what I always told R. Apalagi kalau mengingat badannya yang tinggi besar dan berotot, tidak lucu rasanya to watch him standing in his birthday suit in front of me dengan tubuh kurus tanpa isi.
Kerempeng, mana keren? Demikian klaim salah satu produk susu diet khusus pria. Lagipula, dimana enaknya memeluk seseorang yang kurus kering? Justru terasa tidak nyaman dan agak sakit, karena akan langsung terantuk dengan tulang belulangnya.

Hingga suatu ketika aku mendesak R untuk makan lebih banyak lagi.
”I enjoy chubbs!”, demikian alasanku kala itu.
Saat itulah baru dia mengakui bahwa selama ini quacker oat for breakfast-nya ternyata berlangsung lebih dari satu ronde. Artinya, dia hampir selalu menambah porsinya dari ukuran diet 2000 kalori.
”Amazing!” that’s what I thought. Maksudku, sepertinya sudah cukuplah penderitaan harus sarapan pagi dengan makanan yang rasanya seperti baby-food, bubur lembek tanpa rasa, dan itu dilakukannya hampir setiap hari. Tapi dengan menambah porsinya? Wow?! Kok dia bisa menghabiskannya, ya?

Apalagi meskipun R makan sedemikian banyak, ternyata dia masih bisa mengatur kondisi fisik tubuhnya tetap bagus, tidak seperti diriku yang dalam waktu kurang lebih dua tahun, ”berhasil” menambah berat badan 10 kg. But that’s another story.
Buktinya, masih ada aja yang mengajak R berkenalan. Apalagi kalau dia sedang berenang atau berolahraga di gym. Pasti tergoda oleh penampakan fisiknya R.
Terlebih belum lama ini, sebelum iklan Gourmet Wrap ditayangkan, R dengan isengnya meng-upload fotonya sedang berbaring telentang di atas pasir pantai Sanur, tangan di belakang kepala, senyum merekah, pose terlihat medium close-up. Mirip banget dengan pose singa masai di iklan McDonald’s itu.
Yah, mau dibilang apa? Seperti yang dikatakan oleh William, melihat R sedang beraktivitas seperti melihat gerak-gerik Aslan, kontraksi otot-ototnya terlihat jelas. Bikin those muscle worshippers ileran. Ha! Ha!

Tapi Aslan itu sebenarnya singa dari spesies apa ya? Kalau melihat gambaran bulu-bulunya yang keemasan dan tampak megah, jadi ragu sendiri, jenis Masai-mara bukan?

Sepertinya, ... bukan.

No comments: