Showing posts with label words. Show all posts
Showing posts with label words. Show all posts

Monday, May 25, 2009

Those Three Words


Can't you see it's raining outside?
But you, you hardly even noticed

You were concentrating on me
Because you said you have something important to say

Been two years and still counting
I now believe I know you like nobody ever will

You're moody, temperamental, easily aroused and annoyed
Yet they don't have important meanings now

You looked me deeply in the eyes
And asked me to pretend that we're still together

You told me that we might fall in love again
Just like in the very beginning

And even though I kept silent while you're talking
But I, I just knew

How much you tried to say "I love you"
Yet those words get in the way

Wednesday, December 10, 2008

A Father I Have Known



Up on the mountainous northern part of the mineral-rich and fertile island
There laid this little village inhabited by less than one hundred people
It had neither electrical supply, convenient store nor a gas station
The closest ones were forty minutes ride by car from that little village

The small old wooden houses in that little village were spread on the mountain
Going from one house to another to visit the neighbors need extra physical work
Walking minutes to hours on the dirt roads, because there’s no other way than that

So it was not to anyone’s amazement when the little village was bit by bit left crumbling
Witnessed by its natural inhabitants, the underage kids and the elderly who could say nothing

Just like my father who left the little village even before he turned thirteen
Because he had his own dreams, to build his own better future
Riding in shiny motorcycles and living in a brick house with big glass windows
Instead of sweating and straining his muscles cultivating the rice fields
And struggling with low temperature at nights that freezes your breaths into dews once you exhaled

Because back in the time when the Dutch still colonized those fertile lands
Of the mountainous northern part of the mineral-rich and fertile island
Everyone wants to be like the people in the big cities

Just like my father who saw those big cities
From the thirty-five millimeters celluloid projected on large white fabric functioned as screen
Together with his peers and hundred others on that big grassy field
In the little town thirty minutes ride by car from his own village

That’s what people did back then to have some fun
That’s how my father got his inspirations and dreams for a better future
That’s also where and when he saw my mother for the very first time
That’s also why he left his parents in their old wooden house up on the mountain

Because he had his own dreams and he had fought to make them came true

So here I am now standing
Mere couple of years before turning thirty
And recently realized that
Probably, I was one of his many dreams but
Obviously he never told me that in words

He didn’t have to do it so simply because I already knew

Everytime I came home and hugged him
He hugged me back
The mutual feelings shared without any words being exchanged

I know I have to make it right this time to pay him back and make him proud





Note:
The old photograph posted above was taken from a Singaporean's blog.

Saturday, November 1, 2008

"Hardly"


Setiap kali tanggal hari ini, aku pasti akan teringat padanya. Meskipun tentu saja, seiring berjalannya waktu dan bergantinya angka tahun, intensitas ingatanku terhadap dirinya semakin berkurang. Karena kini, tempat di dalam hati dan pikiranku yang dulu diperuntukkan bagi dan tentang dirinya, sudah berganti kepemilikan dan dipindahtangankan kepada pemilik yang baru.

Tanggal hari ini setiap tahunnya adalah saat dirinya merayakan hari jadi. Sampai dengan setidaknya dua tahun lalu, dia masih menjadi seseorang yang teramat istimewa bagiku. Berkat dirinyalah, aku kembali belajar untuk mencintai, dan siap untuk kembali dicintai. Meskipun tentu saja, kini bukan dirinya – yang biasa kupanggil Love.R. – yang mengisi hari-hariku dengan cinta. Melainkan Dia, dengan siapa aku telah menjalin romansa selama enam bulan lamanya, dan semakin kuat seiring berlalunya hari demi hari.

Jika pada tanggal hari ini tahun lalu aku masih mengingatnya dengan perasaan campur-aduk yang cenderung menjadikan hatiku bagai diseliputi mendung tebal, namun tahun ini tidak lagi. Barangkali jika disamakan dengan serial televisi, saat ini sudah mulai season berikutnya dimana sang tokoh protagonis sudah mulai berubah nasibnya ke arah yang lebih baik. Tapi sama seperti pakem dalam serial televisi, masih ada beberapa kejadian di season lampau yang memiliki pengaruh signifikan di masa kini. Salah satunya adalah bahwa aku memutuskan untuk tidak akan pernah lagi mau menjalani hubungan jarak jauh.

Saat itu selama masih menjalin hubungan, kami mencoba untuk saling menguatkan meski ada jarak ribuan kilometer memisahkan kami. Namun entah karena berbagai cara yang bisa jadi kebetulan – meskipun terasa sangat aneh dan “terlalu kebetulan” yang membuatnya jadi cenderung sukar dipercaya – tidak hanya satu kali aku mendapati dirinya berselingkuh, bahkan hingga tidur dengan lelaki lain.

Waktu itu kusangka ketika dirinya sering mengakhiri pesan elektroniknya dengan ungkapan “hardly miss you”, adalah karena dirinya salah memilih terminologi. Bahwa ini hanyalah kesalahan diksi semata, dan yang sebenarnya hendak disampaikannya padaku adalah bahwa dirinya sedang kangen berat, kangen banget. Meskipun “hardly miss you” justru memiliki makna sebaliknya. Akan tetapi setelah tak bisa lagi menahan rasa keingintahuan, akhirnya kukonfirmasilah maksud dan tujuan dirinya menggunakan kata ‘hardly’ dalam pernyataan kangennya. Dugaanku ternyata benar, dia keliru memahami makna kata ‘hardly’ yang cenderung menegasikan maksud yang sebenarnya ingin disampaikan oleh dirinya. Sejak itu dirinya tak pernah lagi menggunakan ‘hardly’ dalam berbagai pesan elektroniknya, yang memang frekuensinya tidak lagi sekerap masa-masa sebelumnya.

Andai saja kala itu aku mengetahui jauh lebih banyak tentang hubungan tersebut dan bisa menyelami lebih dalam untuk mengetahui isi sesungguhnya dari hati dan pikirannya …

Probably I’d also gonna be hardly miss R..

Friday, September 12, 2008

Dan Aku Pun Bertanya ...


Apakah Kata senafas dengan Perbuatan ?
Tahukah Tanah apa yang akan tumbuh di atasnya ?
Sanggupkah Benak mencerna semua Isyarat menjadi Bahasa ?
Mungkinkah Makna bisa dibatasi oleh Imajinasi ?
Harumkah Bunga tanpa ada yang membauinya ?
Mengapakah Hidup tak bisa menjadi lebih sederhana ?

Mampukah cinta menyatukan dua hati ...
selamanya?