Saturday, November 1, 2008

"Hardly"


Setiap kali tanggal hari ini, aku pasti akan teringat padanya. Meskipun tentu saja, seiring berjalannya waktu dan bergantinya angka tahun, intensitas ingatanku terhadap dirinya semakin berkurang. Karena kini, tempat di dalam hati dan pikiranku yang dulu diperuntukkan bagi dan tentang dirinya, sudah berganti kepemilikan dan dipindahtangankan kepada pemilik yang baru.

Tanggal hari ini setiap tahunnya adalah saat dirinya merayakan hari jadi. Sampai dengan setidaknya dua tahun lalu, dia masih menjadi seseorang yang teramat istimewa bagiku. Berkat dirinyalah, aku kembali belajar untuk mencintai, dan siap untuk kembali dicintai. Meskipun tentu saja, kini bukan dirinya – yang biasa kupanggil Love.R. – yang mengisi hari-hariku dengan cinta. Melainkan Dia, dengan siapa aku telah menjalin romansa selama enam bulan lamanya, dan semakin kuat seiring berlalunya hari demi hari.

Jika pada tanggal hari ini tahun lalu aku masih mengingatnya dengan perasaan campur-aduk yang cenderung menjadikan hatiku bagai diseliputi mendung tebal, namun tahun ini tidak lagi. Barangkali jika disamakan dengan serial televisi, saat ini sudah mulai season berikutnya dimana sang tokoh protagonis sudah mulai berubah nasibnya ke arah yang lebih baik. Tapi sama seperti pakem dalam serial televisi, masih ada beberapa kejadian di season lampau yang memiliki pengaruh signifikan di masa kini. Salah satunya adalah bahwa aku memutuskan untuk tidak akan pernah lagi mau menjalani hubungan jarak jauh.

Saat itu selama masih menjalin hubungan, kami mencoba untuk saling menguatkan meski ada jarak ribuan kilometer memisahkan kami. Namun entah karena berbagai cara yang bisa jadi kebetulan – meskipun terasa sangat aneh dan “terlalu kebetulan” yang membuatnya jadi cenderung sukar dipercaya – tidak hanya satu kali aku mendapati dirinya berselingkuh, bahkan hingga tidur dengan lelaki lain.

Waktu itu kusangka ketika dirinya sering mengakhiri pesan elektroniknya dengan ungkapan “hardly miss you”, adalah karena dirinya salah memilih terminologi. Bahwa ini hanyalah kesalahan diksi semata, dan yang sebenarnya hendak disampaikannya padaku adalah bahwa dirinya sedang kangen berat, kangen banget. Meskipun “hardly miss you” justru memiliki makna sebaliknya. Akan tetapi setelah tak bisa lagi menahan rasa keingintahuan, akhirnya kukonfirmasilah maksud dan tujuan dirinya menggunakan kata ‘hardly’ dalam pernyataan kangennya. Dugaanku ternyata benar, dia keliru memahami makna kata ‘hardly’ yang cenderung menegasikan maksud yang sebenarnya ingin disampaikan oleh dirinya. Sejak itu dirinya tak pernah lagi menggunakan ‘hardly’ dalam berbagai pesan elektroniknya, yang memang frekuensinya tidak lagi sekerap masa-masa sebelumnya.

Andai saja kala itu aku mengetahui jauh lebih banyak tentang hubungan tersebut dan bisa menyelami lebih dalam untuk mengetahui isi sesungguhnya dari hati dan pikirannya …

Probably I’d also gonna be hardly miss R..

No comments: