Tuesday, November 4, 2008

OH @ a Local Branch of an International Bookstore



Pada suatu petang di sebuah akhir pekan, dalam sebuah mall kelas menengah-atas di kawasan selatan Jakarta, aku dan Dia lebih memilih untuk masuk ke dalam sebuah toko buku cabang lokal dari sebuah jaringan toko buku internasional. Kami sedang sibuk membuka-buka lembaran majalah asing terbitan terkini, the latest editions. Aku lebih memilih browsing majalah Vanity Fair dan Dia memilih GQ. We’re such loyal Condé Nasties. Apabila ditambah dengan Natalie, Rick dan Vic, makin kompletlah rombongan Condé Nast enthusiasts tersebut.

Saat itu kami berdua sama-sama sedang berdiri menghadapi rak-rak majalah impor yang membuat posisi kami jadi membelakangi pintu masuk, tapi telingaku yang relatif sensitif apabila difungsikan untuk menguping, kebetulan menangkap suara-suara dari seorang pria yang bertutur dalam bahasa Inggris, sedang terlibat dalam dialog bersama salah satu penjaga toko buku tersebut. Potongan dialog yang di-reenact berikut ini sukses luar biasa dalam mengalihkan perhatianku dari lembaran-lembaran Vanity Fair, dan ‘memaksa’-ku untuk secara khusus menoleh untuk melihat kedua lelaki yang terlibat dalam pembicaraan tidak nyambung tersebut.

Pria Asing: Excuse me, do you have books on Flores?
Penjaga Toko Buku: Wait a minute, Sir. (dan beberapa saat kemudian menyerahkan buku kepada si Pria Asing)
Pria Asing: Oh, no. Not this. I’m asking for a book about Flores. The city. Not a book about floors.
Penjaga Toko Buku: Oh, wait. I’ll go check. (dan tak lama kemudian kembali menyerahkan sebuah buku lain kepada si Pria Asing)
Pria Asing: This book is about Nusa Tenggara Timur, right? (katanya sambil melihat judul sampul depan buku)
Penjaga Toko Buku: No, it’s about N.T.T. (sambil melafalkan akronim tersebut dalam Bahasa Inggris)

Sepertinya, dalam upaya keras untuk bisa melayani calon pembeli, yaitu si Pria Asing, si Penjaga Toko Buku malah justru jadi bolak-balik melakukan kesalahan-kesalahan tolol. Apakah para petugas di jaringan toko ini tidak dilatih dengan baik sebelumnya?



Twitterer lazim menyebut pengutipan semacam ini
– dalam versi yang lebih singkat – dengan akronim OH.

No comments: