Monday, November 17, 2008

Era Baru Komunikasi Politik Indonesia



Bagiku pribadi, yang menarik disimak dari kemenangan telak kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Barack Obama, atas kandidat dari Partai Republik, John McCain, adalah terkait metode kampanye yang dipergunakan oleh President-elect Obama ini.

Bahkan sejak waktu pertama kali beliau terjun untuk menjadi calon kandidat dari Partai Demokrat – yang antara lain harus bersaing menghadapi Senator Hillary Clinton, sepak terjang Obama sangat diperhatikan karena ia sangat memanfaatkan dan mengandalkan kekuatan dunia virtual alias media internet.
Hampir semua situs jejaring sosial terkemuka dimanfaatkan oleh tim sukses beliau untuk berkampanye. Hingga akhirnya beliau memang kemudian menang dalam pemilihan dan terpilih dalam Konvensi Partai Demokrat untuk maju sebagai calon Presiden dari Partai Demokrat.

Penggunaan situs jejaring sosial secara maksimal oleh tim sukses Barack Obama bukan tidak diperhatikan dengan teliti oleh para pesaingnya. Dalam salah satu pidatonya ketika berkampanye, si ‘Bapak Tua yang Ketinggalan Jaman’ alias John McCain, menyindir saingannya dengan menyatakan betapa rajinnya Barack Obama menghabiskan waktu untuk tweeting dan apakah dia pernah bertemu dengan sesama fellow Twitterer, istilah yang dipergunakan oleh para pengguna layanan Twitter ketika meng-update informasi tentang diri mereka.

Sebagai salah satu pengguna setia (alias Twitterer) sejak lebih dari satu tahun belakangan ini, aku sempat merasa geli sendiri pada ketertinggalan zaman si Bapak Tua McCain. Dia membuat dirinya sendiri tampak bodoh di mata para pemilih muda yang sangat akrab dengan teknologi informasi alias internet (mereka yang dapat juga disebut sebagai "Generasi Mac", bukan karena mereka mendukung McCain, tapi karena merupakan generasi yang sangat akrab dengan teknologi dan menjadi konsumen loyal dari produk-produk Apple).

Dan sebagaimana yang akhirnya telah kita semua ketahui bersama, semua upaya dan kerja keras tim sukses Obama membuahkan hasil gemilang dengan kemenangan mutlak Obama atas McCain.

Yang kemudian menjadi fenomena menarik yang patut disimak adalah, metode kampanye Barack Obama ini bukan tidak mungkin akan ditiru oleh para aspirant calon pemimpin di seluruh dunia.
Ini adalah taktik yang juga sudah mulai diadopsi oleh Bapak Rizal Mallaranggeng (yang punya blog dan akun Facebook), dan secara terbuka diakui beliau memang diinspirasikan oleh metode kampanye Mr. Obama.




Mengingat bahwa penetrasi internet (alias melek internet) di negeri ini sedang sangat digalakkan (ingat rangkaian iklan Telkom seri "Internet Masuk Desa" ?), bukan tidak mungkin dengan semakin meningkatnya suhu politik nasional menjelang Pemilu bulan April 2009 (mohon dikoreksi bila aku keliru), mulai awal tahun depan kampanye calon presiden Republik Indonesia juga akan menyerbu dunia virtual yang selama belasan tahun ini relatif steril dari siapapun kandidat pemimpin negeri ini.

Bisa jadi, bukan hanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saja yang rajin menyapa rakyat negeri kita lewat kiriman SMS massal, tapi juga para kandidat pemimpin lainnya. Belum lagi belakangan ini diberitakan luas bahwa salah satu partai besar sudah menyatakan akan meninggalkan metode kampanye melalui pengumpulan massa. Barangkali mereka masih tidak bisa melupakan salah satu foto yang pernah tampil di Kompas pada tahun 2003, memperlihatkan satu orang pria yang sama yang ikut dalam kampanye tiga partai politik berbeda (sayang, aku tidak bisa mendapatkan foto itu). Kita lihat saja apakah komitmen partai ini benar-benar dilaksanakan atau tidak tahun depan.

Yang jelas, marilah kita tetap bersemangat menyambut datangnya era baru komunikasi politik di Indonesia!


No comments: