Friday, August 1, 2008

Surmounting The Blanks, Here Comes The Parodies


Kalau sedang tidak ada entry baru di blog ini dalam waktu yang relatif lama, belum tentu juga berarti kreatifitasku sedang jalan di tempat. Bisa jadi saat-saat tersebut aku sedang tidak ada akses bagus dan suasana kondusif yang mampu membangkitkan mood untuk menulis blog, misalnya ketika sedang berlibur di rumah orangtuaku. Ketika sedang berada di sana, rasanya malas banget buka laptop. Pengennya bermain-main sama anjing-anjing yang begitu banyak, atau makan homemade cooking sebanyak-banyaknya yang memang khusus dipersiapkan Ibuku.

Meskipun pada kenyataannya, dalam banyak kesempatan, memang ketiadaan entry baru di Life in The Time of Butterflies lebih dikarenakan alasan yang pertama kali disebutkan di atas, haha!
Atau ..., nah ini adalah penjustifikasian lain, ketiadaan entry baru merupakan akibat kesibukan yang amat sangat terkait tanggungjawab pekerjaan, yang memang 99,99% melibatkan aktivitas menulis kreatif. Jadi energi untuk berpikir kreatifnya sudah disedot banyak untuk menyelesaikan pekerjaan utama.

Misalnya sebagai contoh adalah naskah berikut. Pengerjaan naskah ini sempat menghantui kesejahteraan liburan akhir pekanku karena harus disubmit first thing on the following Monday morning. Kebayang dong bagaimana bingungnya, karena sejak assignment ini diberikan pada hari Kamis pagi, di Minggu siangnya aku masih blank points – Punkt Punkt Punkt – ga ada ide apapun mau menulis apa.

Tapi memang ide kreatif suka datang seperti maling, atau dalam analogi yang lebih ekstrem, seperti maut. Mendadak pada Senin remang-remang tanah sudah ada gambaran apa yang mau kutulis, dan ketika jemari ini menari di atas tuts keyboard, idenya semakin lama semakin jelas dan, ... voila!

Tidak perlu berkomentar lebih panjang kali lebar kali tinggi di sini, lebih baik Anda baca – dan nilai se-”kreatif” apa – sendiri.

Happy reading!


* * *


Sketsa: Launching Product Canister
Tema: Parodi film Ghost
Durasi: max. 10’ (incl. video produk)


Bcaksound: intro. LeAnn Rymes – "Unchained Melody".

Pria: Wah, sebentar lagi calon mertua ulang tahun nih. Bawa kado apa ya? Hhmm, biar terasa lebih spesial dan bisa merebut hati mertua, kadonya kubikin sendiri saja ah. Kebetulan banget nih, calon mertuaku kan suka kerajinan tangan gitu, jadi aku mau bikinin vas bunga sajalah. Pasti dia makin suka padaku, terus si Demi pacarku itu akan disuruh buru-buru kawin sama aku. Hehehe ... (menggosok-gosok tangan lalu berjalan mendekati meja dengan vas)

Lagu ”Unchained Melody” versi LeAnn Rymes masih terus terdengar di background.

Pria (ambil ancang-ancang): Eh tapi tunggu dulu! Lagunya masih salah nih! (backsound mendadak stop dengan bunyi screeching) Harusnya kan lagunya yang ini nih! Muusik! (cue to ”Unchained Melody” versi The Righteous Brothers, OST ”Ghost”).

Backsound: The Righteous Brothers - "Unchained Melody".

Pria mulai bergerak-gerak jenaka/lebay sedang membentuk vas tanah liat, mengikuti alunan lagu ”Unchained Melody”. Seorang perempuan (mengenakan wig rambut pendek sebahu) muncul on stage dan mendekati pria dari belakang, lalu kedua tangannya ikut memegang vas dengan lembut (benchmark scene film “Ghost”), durasi lagu ± 30”

Pria (menoleh ke belakang): Lho?! (kaget; backsound berhenti) Siapa kamu?! Kamu bukan pacarku, Demi Mor! Kamu kok lebih mirip Dora The Explorer!!

Wanita (logat British a la Cinta Laura): Aduuuh, honey, ini memang aku, pacarmu, Demi Mor. Cuma tadi pas kesini, tiba-tiba di tengah jalan turun hujan, jalan becheck, terus ga ada ojhek. Jadinya aku terpaksa jalan kaki dech. Badanku jadi basah, dan rambutku jadi lephek. (sambil memegang-megang rambutnya) Uugh, bete!

Pria: Wah, kamu kehujanan ya sayang? Aduh kasihan, pasti sekarang kamu kedinginan. Ayo sini, Bang Petrik peluk biar jadi hangat. (sambil mencoba memeluk Demi Mor)

Wanita: Aduuuh, Bang Petrik jangan kecentilan dong ach! Kan bukan muhrimnya. Lagian malu lho, banyak Ibu-ibu di sini ngeliatin kita semua …

Pria (ekspresi malu tersipu-sipu): Oh iya ya, kamu benar juga. Maaf ya Ibu-ibu. Saya lupa kalo Demi Mor ini masih belum jadi istri saya. Sudah ga ku-ku nih, jadi bawaannya pengen ngejoss aja!

Wanita: Eh, ngomong-ngomong, honey, kamyu lagi bikhin apa? Kok kayanya busy busy banget gitchu?

Pria: Iya nih sayang. Aku kan mau coba bikin vas bunga. Ceritanya sih biar jadi kado bikinan sendiri buat Mama kamu pas ulangtahunnya nanti. Siapatau dengan kado spesial dariku ini, Mama kamu jadi luluh hatinya, dan segera merestui hubungan kita. Terus kita bisa cepat-cepat menikah deh.

Wanita: Ooh, honey, kamu itu care banget dech. Tapi, my Mom itu lebih suka yang praktis-praktis ajha. Buktinya, sejak Demi masih kechil, pergi kemana-mana my Mom always bawa Tupperware. Waktu kita holiday ke Jerman buat ketemu keluarga Papa, my Mom juga bawain oleh-oleh rendang yang disimpan dalam wadah Tupperware.

Pria: Ondeh mandeh, Demi. Ternyata kamu keturunan Padang juga ya? Sampai bawa oleh-oleh rendang segala waktu bertandang ke Jerman.

Wanita: Iya dong. Soalnya keluarga Papa di Jerman, meskipun boule-boule, tapi suka makanan spicy khas Indonesia. Demi kasitau ya, kalau disimpan di dalam canister Tupperware, rasa dan aroma rendangnya tetap terjaga lho, meskipun disimpan lumayan lama. Itu sebabnya my family selalu pilih Tupperware. Pokoknya, ogah pindah ke yang lain. No way, dude!

Pria: Pantes saja waktu kemarin ke sini, kamu bawain aku makan malam di dalam canister Tupperware. (berjalan ke meja untuk ambil Canister Baseline) Ini dia, canister Tupperware-nya. Eh, tapi apa ya tipe canister ini? Aku kok lupa.

Wanita: Duh, honey. Kamu kok pelupa banget sich orangnya. Itu namanya Canister Baseline. Selain buat bawain makanan untuk kamu, Canister Baseline ini punya banyak manfaat lho. Kalau kamu, juga Ibu-ibu yang ada di sini mau tahu apa saja kegunaan dan keunggulan Canister Baseline ini, yiuk kita lihat tayangan berikut ini. (cue to penayangan klip video produk Canister Baseline)

Penayangan klip video produk Canister Baseline; durasi to be confirmed.

Pria (sambil applause): Waah, bagus banget ya Canister Baseline ini. Kalau gitu, aku ga jadi bikinin vas bunga buat Mama kamu ah. Aku ganti saja hadiahnya dengan Canister Baseline. Pasti Mama kamu langsung jatuh hati sama hadiah pilihanku ini. Terus Mama kamu langsung setujui deh hubungan kita untuk ke jenjang yang lebih serius lagi. Kita langsung nikah deh!

Wanita (bergaya manja): Naah, gitu dong. My boyfriend harus smart, kaya akyu!

Pria: Eh, tapi ngomong-ngomong. Gaya bicara kamu kok seperti artis sinetron kondang itu sih. Siapa namanya? Cincha-cincha gitu deech …

Wanita (bergaya merajuk): Aach, honey. Kok kamu ngomongnya gitu sich.

Pria (nada membujuk): Hehehe … Maaf deh, sayang. Aku kan cuma becanda. Kamu jauh lebih cantik kok daripada dia. (masuk bridging part instrumental The Changcuters - ”I Love You, Bibeh”; lagu jelang 1’ terakhir) Bahkan waktu lagi cemberut kaya gini, kamu juga tetap cantik lho. Itulah makanya aku cinta kamu, Demi. Pokoknya, I love you, Bibeh deh ... (langsung masuk ”I Love You, Bibeh”; part ± 1’ terakhir dengan lirik repetitive until fade)

Pria dan wanita silam sambil bergandengan tangan.

MC muncul, beri komentar seputar klip video Canister Baseline dan sketsa parodi Ghost. MC announce bahwa Canister Baseline akan menjadi attendance gift bagi seluruh Manager yang hadir malam itu.



* * *


Sketsa: Launching & Canister Baseline + Extra Conference Gift (Cool Cube Baseline)
Tema: Parodi Batman & Robin
Durasi: max. 15’ (incl. video produk)

Intro. Opening Theme serial Batman versi 1960-an.
Batman berlari masuk ke stage lalu ngedance disko jadul mengikuti irama lagu opening theme Batman.


Batman (ketika musik berhenti): Ah, gila juga ya itu si Joker. Malam-malam kaya gini bikin ulah. Padahal gue sudah ada janji dugem sama Catwoman. Jadinya batal deh. Mudah-mudahan aja Catwoman ngerti dan bisa terima jadi nomer dua. Kalo ga, ntar ribut lagi. Apes deh gue! (berjalan menuju meja) Sebelum mulai dinas, ngemil dulu ah, biar ada tenaga buat kejar Joker.


Batman (celingukan di dekat meja): Lho?! ... Lho?! Aneh. Perasaan si Alfred biasanya nyiapin camilan di sini. Sengaja disimpan dalam canister baseline, katanya biar camilanku tetap enak dan tahan lama. Tapi jangankan camilanku, canisternya juga hilang? Ah, Alfred pasti lupa nih. Sudah pikun. Maklum, faktor U. Tapiii … kalau kelaparan kaya gini, gimana bisa nanti ngejar Joker ya? Bete nih!


Insert backsound: Jikustik – "Selamat Malam Dunia".

Robin muncul on stage sambil ngedance. Batman melihat aksi Robin sambil terbengong-bengong.


Batman (buru-buru menghampiri Robin): Astaganaga, Robin! Kenapa lo? (menggoncang-goncang badan Robin) Sadar, nak, sadar!


Robin (berhenti ngedance): Aah, payah lo sob! Gitu aja kok ga’ tau sih? Eh, Batman, ... Si Polan sibuk nyangkul ...


Batman: Apa tuh artinya?


Robin: Jadi Batman kok ga gaul?! Ha! Ha! Ha! ... Eh, sob, gue kan tadi lagi ngedance tuh. You know lah, malam ini kita kan mau party! Woohoo !!


Batman: Ah, reseh lo! Gue kirain tadi itu lo kesurupan. Sudah ah, ga usah ingetin gue lagi soal party-party itu. Bete nih gue, gara-gara ulah Joker, bisa-bisa Catwoman ntar pundung lagi sama gue. Eh, ngomong-ngomong, lo liat canister baseline gue ga? Biasanya sih Alfred letakinnya di sini. Tapi barusan kok ga ada ya?


Robin: Ooh, canister ya? (sambil melangkah menjauh perlahan) Yang warnanya hijau muda gitu ya? Yang ada diisi Alfred keripik jengkol ya? Ehem ... (melangkah mundur hingga jarak dengan Batman ± 2m lalu merogoh tas yang dipegangnya dari tadi) Sori ya sob. Tapi tadi canister lo gue ambil, abis lucu sih. Terus kripik jengkolnya sudah gue habisin tadi waktu nonton kontes nyanyi “Mamalia”. Ini nih canisternya ... (Robin ambil canister baseline dari dalam ransel)


Batman: Apaaa?! Kripik jengkol favorit gue lo abisin? Canister baseline gue juga mau lo embat?! Sini, balikin!!


Robin (menyerahkan canister ke Batman): Aduuuh, sori dori mori deh, sob. Abis canister lo keren-keren semua sih. Gue sampai jadi klepto gitu deh pas ngeliatnya. Pengen punya juga sih ... Tapi, Batman, lo kan sudah punya banyak canister Tupperware. Kalo gue, kan baru mau mulai koleksi. Bagi gue dong, satuuu aja. Ntar abis lo balik nih dinas malam, gue pijitin deh. Mau kan yaaa, pleaaseee ... (Robin mulai memijit pundak Batman)


Batman (nada seperti orang keenakan): Aaah, ya ya, disitu, bener, aaah ... enak! (Batman geliat-geliat, lalu tersadar tiba-tiba lantas bergerak menjauhi Robin) Eh, enak aja ya! Canister yang lo ambil tadi kan sebenarnya ada pasangannya, satu set penuh gitu. (sambil meletakkan canisternya ke meja bersama set baseline lainnya) Jadi kalau satu aja yang ilang, jadi ga lengkap dong koleksi gue!


Robin: Uh, Batman, pelit banget sih lo. Ya sudah, gue ga mau temenin lo kejar Joker malam ini. Biar aja lo ntar minta bantuan sama hansip-hansip sini. Gue mo balik aja deh, pengen nonton ”Mamalia”. (berjalan menjauh)


Batman: Eh, nanti dulu, Robin! Bukan begitu maksud gue. (menghampiri Robin) Gini aja deh, gimana kalau gue minta lo nonton dulu yang satu ini, barengan seluruh Manager Tupperware di sini. Nanti lo bisa ngerti kenapa canister baseline ini begitu spesial buat gue.


Robin: Yawdah. Mana dia yang harus gue tonton?


Batman: Ini nih! (cue to penayangan video canister baseline)


Penayangan klip video Canister Baseline; durasi to be confirmed.


Robin (usai video): Wow! Keren banget nih Canister Baseline!


Batman: Ya iyalah! Masa ya iya dong. Tupperware gitu loooh ... Semua Ibu-ibu di sini juga pasti sudah pada hapal kalau Tupperware itu ga ada saingannya.


Robin: Tapi, sob, teteup aja kan gue cuma bisa ngiler doang, cuma bisa ngeliatin doang. Uh! (merajuk)


Batman: Ga gitu, man! Justru sekarang karena lo udah ngeliat gimana kerennya Canister Baseline tadi, pastinya lo sekarang udah tau dong betapa besarnya manfaat canister ini buat seorang Batman. (sambil berjalan menghampiri meja) Tapi berhubung gue ngerti banget kalau lo juga pengen punya Tupperware, ini nih, gue berikan set Canister Baseline gue. Tapi ingat! Lain kali lo harus beli sendiri ya, kan Catwoman sering tuh bikin party Tupperware di rumahnya.


Robin: Wah! Beneran, sob? Lo beri gue Canister Baseline punya lo? Ini beneran ikhlas kan?


Batman: Udah deh, saking ikhlasnya nih ya, gue juga berikan tambahan Cool Cube Baseline yang imut-imut ini. Biar koleksi Tupperware lo yang pertama komplet plet plet!


Robin: Waah! Tengkyu banget, sob! Lo emang sobat sejati gue deh! Eh, tapi masa sih Ibu-ibu Manager yang ada di sini ga kebagian?


Batman: Nah, ini nih buktinya lo belum kenal sama Tupperware! Malam ini, seluruh hadirin yang ada di sini juga akan mendapatkan Canister Baseline buat ngelengkapin koleksinya, dan ... tentu saja masih ditambah lagi dengan Cool Cube Baseline!


Backsound: intro instrumental The Changcuters – ”Racun Dunia” (atau yang berirama upbeat sejenis)


Robin: Cihuuy! Keren banget! ... Eh, Batman ...?


Batman: Ada apa lagi sih?


Robin: Achmad Dhani perlu dijewer ...


Batman: Hah? Maksudnya??


Robin: ... Yang bisa begini, cuma Tupperware !!


Batman (jeda sesaat): Ha! Ha! Bisa aja lo, sob! Udah ah, yuk kita mulai dinas malam ini. Si Joker pasti udah bertanya-tanya, kenapa kita berdua masih belum keliatan batang hidungnya jam segini ...


Robin: Iya ya. Yuk ah!


Batman dan Robin berjalan berdampingan meninggalkan panggung.


Backsound: ”Racun Dunia” fade out (before Tria’s vocal)
.


End Note from writer:
Corny? You bet! Ha! Ha! But wait until
you read the other two parodies, which
are even cornier. Ha! Ha! Haha! *LOL-ing*

2 comments:

Sandy said...

bwahahahahaha.. kreatif kok Ko.. Kreatif. Emang otak kalo udah digencet jatuhnya pasti lebih kreatif. hahahahah

Anonymous said...

u had me at the dora explorer, i start laughing all the way till the end. hhahahahahaha...hahahhahahahahaha... ssssssss... hah. *trying to stop laughing now*